Selasa, 28 Februari 2012

FLUIDA DINAMIS

Fluida yang mengalir disebut fluida dinamis. Untuk penyederhanaan persamaan, fluida dianggap ideal yaitu memiliki aliran tunak (steady), tak termampatkan (tidak mengalami perunahan volum/massa jenis), tak kental dan streamline (mengikuti garis lurus melengkung yang jelas ujung dan pankalnya).
 1. Debit
Fluida mengalir dengan kecepatan tertentu, misalnya v meter per detik. Penampang tabung alir berpenampang A, maka yang dimaksud dengan debit fluida adalah volume fluida yang mengalir persatuan waktu melalui suatu pipa dengan luas penampang A dan dengan kecepatan v.
Karena V = A.s maka persamaan debit menjadi :    Q = A . v


2. Persamaan Kontinuitas 
Perhatikan fluida yang mengalir dalam sebuah pipa yang mempunyai ukuran penampang berbeda.

Pipa terletak mendatar dengan ukuran simetris. Partikel fluida yang semula di A1 setelah Dt berada di A2. Karena Dt kecil    dan alirannya stasioner maka banyaknya fluida yang mengalir di tiap tempat dalam waktu yang sama harus sama pula.
Banyaknya fluida yang mengalir di A1 sama dengan banyaknya fluida yang mengalir di A2 karena mengikuti kekekalam massa.
                  massa  di A1                      =          massa di A2
                        r.A1v1 t                      =           r.A2v2 t
                             A1v1           =        A2v2
Bagaimana dengan pipa yang memiliki penampang berbeda dan terletak pada ketinggian yang berbeda. Perhatikan tabung alir a-c di bawah ini. A1 adalah penampang lintang tabung alir di a.
A2 = penampang lintang di c.  v1 = kecepatan alir fluida di a, v2 = kecepatan alir fluida di c.
 
Dalam hal ini berlaku Hukum Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (p), energi kinetik per satuan volum ( ½rv2) dan energi potensial per satuan volum (rgh) memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
p1 + ½ rv12 + rgh1              =       p2 + ½ rv22 + rgh2
atau        p + ½ r v2 + r g h     =          Konstan                      
Persamaan tersebut dikenal sebagai hukum Bernoulli.
Contoh penggunaan Hukum Bernoulli :
a)      Semprotan
b)      Sayap pesawat terbang
c)      Venturi meter = alat yang digunakan untuk menentukan kecepatan aliran zat cair.
d)      Pipa pitot
e)      Tower air
Dalam hal fluida tak bergerak (statis), v1 = v2 = 0, persamaan Bernoulli diturunkan menjadi :
p1 + ½ r 02 + r g h1                 =          p2 + ½ r 02 + r g h2
p1 - p2 = rg(h2- h1)
Dalam hal fluida mengalir dalam pipa mendatar (horisontal) di mana h1 = h2
p1 - p2 = r(v22- v12)

Semprotan

Persamaan Bernoulli diterapkan pada prinsip semprotan obat pembasmi nyamuk yang cair.
 
Obat nyamuk cair mula-mula diam sehingga v1 = 0, sedangkan udara bergerak dengan kecepatan v2 karena didorong oleh pengisap. Tekanan p1 sama dengan p2 yaitu tekanan udara luar. Sehingga persamaan bernoulli menjadi:
p1 + ½ r v12 + r g h1                      =          p2 + ½ r v22 + r g h2
0 + r g h1                                       =          ½ r v22 + r g h2
 g h1                                               =          ½  v22 +  g h2
g (h1 -  h2)                                     =          ½  v22 
g  h                                                =          ½  v22 
Cairan obat nyamuk naik setinggi h daan akan tersemprot oleh pengaruh kecepatan v2.
Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang
Pembahasan gaya angkat pada sayap pesawat terbang dengan menggunakan persamaan Bernoulli dianggap bentuk  sayap pesawat terbang sedemikian rupa sehingga garis arus aliran udara yang melalui sayap adalah tetap (streamline)

 
Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan sisi bagian yang atas lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan kecepatan aliran udara di bagian atas lebih besar daripada di bagian bawah (v2 > v1).
Dari persamaan Bernoulli kita dapatkan :
p1 + ½ r.v12 + r g h1 = p2 + ½ r.v22 + r g h
Ketinggian kedua sayap dapat dianggap sama (h1 = h2), sehingga  r g h1 = r g h2.
dan persamaan di atas dapat ditulis :
 
p1 + ½ r.v12 =  p2 + ½ r.v22
p1 – p2 =  ½ r.v22 -  ½ r.v12
p1 – p2 =   ½ r(v22 – v12)

Dari persamaan di atas dapat dilihat  bahwa v2 > v1 kita dapatkan p1 > p2 untuk luas penampang sayap   F1 = p1  A  dan F2 = p2  A dan kita dapatkan bahwa F1 > F2. Beda gaya pada bagian bawah dan bagian atas (F1 – F2) menghasilkan gaya angkat pada pesawat terbang. Jadi, gaya angkat pesawat terbang dirumuskan sebagai :
F1 – F2 =  ½ r A(v22 – v12)

Dengan  r = massa jenis udara   (kg/m3)
bersambung deh..... 

Senin, 27 Februari 2012

ALKANA, ALKENA, ALKUNA

Mari kita lanjutkan pelajaran Hidrokarbon dengan pembahasan tentang alkana, alkena dan alkuna.

ALKANA
Alkana adalah senyawa hidrokarbon jenuh dengan rumus umum : CnH2n + 2
Jenuh artinya semua ikatan yang digunakan adalah ikatan tunggal. Rumus kimia beserta nama alkana dari C1 sampai C10 adalah seperti terlihat pada tabel berikut :
 
Jumlah atom C Rumus Kimia        Nama             
1 CH4metana
2 C2H6etana
3 C3H8propana
4 C4H10butana
5 C5H12pentana
6 C6H14heksana
7 C7H16heptana
8 C8H18oktana
9 C9H20nonana
10 C10H22dekana


Tata nama alkana menurut IUPAC :
* Alkana rantai tak bercabang, diberi nama dengan  menambahkan 
   awalan n (normal). Misal : n-pentana, n-heksana, ...
* Alkana bercabang terdiri atas dua bagian yaitu bagian rantai 
   utama dan cabang.
* Rantai utama adalah rantai terpanjang dalam molekul yaitu yang 
   memiliki jumlah atom C paling banyak. 
* Rantai utama diberi nama sesuai tabel di atas, sedangkan nama 
   cabang diberi nama sesuai cabangnya misalnya alkil, -CnH(2n+1). 
* Posisi cabang pada rantai utama dinyatakan dengan awalan angka 
   yang ditentukan dari nomor atom terkecil pada ujung. Atom C 
   ujung dipilih dari ujung di mana cabang memperoleh nomor  
   terkecil.
*Jika terdapat 2 atau lebih cabang yang sama, nama cabang 
  ditambah awalan di, tri, tetra, dst sesuai jumlah cabang yang sama. 
* Jika terdapat cabang-cabang yang berbeda penamaannya disusun 
   menurut abjad.
* Jika terdapat penomoran yang sama dari kedua ujung rantai   
   utama, mulailah dari salah satu ujung sehingga cabang yang 
   ditulis terlebih dahulu memiliki nomor terkecil. 
Contoh :
Alkana tak bercabang
n-butana
 Alkana bercabang 
3-etil-2-metil heptana
Contoh lain
2,3-dimetil heptana
2,3,4-trimetil heptana


 Latihan 
1. Beri nama senyawa alkana berikut :
 2. Gambarkan struktur :
      a. 3-etil-2,3,4,5-tetrametil oktana
      b. 4-isopropil-2,4-dimetil nonana


Semakin panjang rantai karbon pada alka (deret homolog), titik didih alkanna makin besar. Alkana C1-C5 berwujud gas, C6-C19 berwujud cair, C>25 berwujud padat.

ALKENA
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap, dengan rumus umum CnH2n
Aturan Penamaan Senyawa Alkena
1.      Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap dua, berarti senyawa tersebut merupakan senyawa alkena.
2.      Hitung jumlah atom C-nya.
3.      Tuliskan awalan berdasarkan jumlah atom C-nya dan diakhiri dengan akhiran -ena.
4.      Jika jumlah atom C senyawa alkena lebih dari 3, beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak paling dekat dengan atom C yang terikat ikatan rangkap dua. Kemudian, penamaan senyawa diawali oleh nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan rangkap 2, diikuti tanda (-) dan nama rantai induk.
5.      Jika alkena memiliki cabang, tentukan rantai induk dan rantai cabangnya. Rantai induk ditentukan dari rantai atom C terpanjang yang mengandung ikatan rangkap dua.
6.      Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkena rantai lurus.
7.      Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil. 
8.   Urutan penulisan nama senyawa sama dengan urutan penulisan nama senyawa alkana.

Contoh :






                                              a. etena
                                              b. propena
                                              c. 1-butena
                                              d. 2-butena
3,3-dimetil-1-butena
2-metil-2-butena
Alkena yang Memiliki Ikatan Rangkap Dua Lebih dari Satu
1.      Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap dua, berarti  senyawa tersebut merupakan senyawa alkena.
2.      Hitung jumlah atom C-nya.
3.      Hitung jumlah ikatan rangkap duanya. Jika jumlah ikatan rangkap duanya = 2, nama senyawa diakhiri dengan akhiran -diena. Jika jumlah ikatan rangkap duanya = 3, nama senyawa diakhiri dengan akhiran -triena.
4.      Beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak pada dua atau tiga atom C pertama yang terikat ikatan rangkap dua. Kemudian, penamaan senyawa diawali oleh nomor atom C pertama dan kedua/ketiga yang terikat ke ikatan rangkap 2, diikuti tanda (-) dan nama rantai induk. 
5.   Jika terdapat rantai cabang, penamaan rantai cabang seperti penamaan senyawa alkena.

Contoh :

                                                 a. 1,3-pentadiena
                                                 b. 1,3,5-heksatriena
                                                 c. 2-metil-1,3-pentadiena

ALKUNA
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap tiga dengan rumus umum :
 CnH2n - 2
Secara umum, penamaan alkuna tidak jauh beda dengan penamaan alkana dan alkena. Perbedaannya terletak pada akhiran nama senyawa. Berikut langkah-langkah memberi nama senyawa alkuna :
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut merupakan 
    senyawa alkuna.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Tuliskan awalan berdasarkan jumlah atom C-nya dan diakhiri dengan akhiran -una.
4. Jika jumlah atom C senyawa alkuna lebih dari 3, beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga 

     nomor paling kecil terletak pada atom C yang terikat ikatan rangkap tiga. Kemudian, penamaan 
     senyawa diawali oleh nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan rangkap 3, diikuti tanda (-)  
     dan   nama rantai induk.
5. Untuk alkuna bercabang :

    1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut merupakan 
        senyawa alkuna.
    2. Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya. Rantai induk ditentukan dari rantai atom C 

         terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga.
    3. Beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak pada atom C yang 

         terikat ikatan rangkap tiga.
    4. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkuna rantai lurus.
    5. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
    6. Urutan penulisan nama senyawa sama dengan urutan penulisan nama senyawa alkana dan alkena.

 
Contoh :

                                     a. 3-metil-1-butuna
                                     b. 4-etil-2-heptuna
                                     c. 2,2-dimetil-3-heptuna

jika ada lebih dari 1 ikatan rangkap 3, maka ikuti contoh berikut :
                                            a. 1,3-pentadiuna
                                            b. 1,3,5-heptatriuna
                                            c. 5-metil-1,3-heptadiuna

KEISOMERAN

Minggu, 26 Februari 2012

SOAL-JAWAB KIMIA (1) SIAP UNAS

yaah, akhirnya setelah di utak-utik sekitar 2 hari, posting ini ala kadarnya lengkap juga. Selamat belajar, smoga sukses.

No. SOAL                                                                                                PEMBAHASAN                    
1.
Kerangka Tabel Periodik Unsur  berikut ini digunakan untuk menjawab soal nomor 1 sampai dengan 3.
 
Nomor atom dari unsur R adalah……
A.     13
B.     14
C.     15
D.     16
E.     20

Berdasarkan  tabel SPU, unsur R berada pada gol IIA/periode 4, maka nomor atomnya adalah 20. (konfigurasi elektron 
 R (2,8,8,2)
2.
 Konfigurasi elektron dari unsur T adalah…..
A.     [Ne] 3s23p1
B.     [Ne] 3s23p5
C.     [Ar] 4s2
D.     [Ar] 3d10 4s2
      E. [Ar]3d 10 4s24p5

Berdasarkan  tabel SPU, unsur T berada pada gol VIIA/periode 4, maka nomor atomnya adalah 35. (konfigurasi R (2,8,18,7)
3.
Rumus kimia dan jenis ikatan yang terjadi antara X dan Q  adalah ...
A.   XQ ionik
B.   XQ kovalen
C.   X2Q ionik
D.   XQ2 ionik
E.   X2Q kovalen

Berdasarkan  tabel SPU, unsur X berada pada gol IA cenderung membentuk ion X+, Q golongan VIA cenderung membentuk ion Q2-. Senyawa yang terbentuk :
2X+    +     Q2-   ---------> X2Q, ikatan ionik
4.
Unsur Y dengan nomor atom 13 dan nomor massa 27. Unsur tersebut terletak pada golongan dan periode….
A.     II A dan  2
B.     III A dan 2
C.     III A dan 3
D.     III B dan 3
E.     III B dan 4

Unsur  Y dengan konfigurasi (2,8,3) termasuk gol IIIA/3
5. Berikut ini adalah data fisik dari 2 buah zat :
Senyawa Daya hantar listrik Titik didih Titik leleh
     X               +˃ 500 0C˃ 4000C
     Y               - 80 0C50 0C

Dari data tersebut, jenis ikatan yang terdapat  dalam senyawa X dan Y berturut-turut adalah….
A.    ion dan kovalen polar
B.    kovalen non polar dan ion
C.    kovalen  dan hidrogen
D.    ion dan kovalen koordinat
E.    hidrogen dan kovalen non polar

Penjelasan  :
Larutan X dapat menghantar arus listrik & t.d dan t.l tinggi, ciri khas ikatan ion; larutan Y tidak menghantar arus listrik tapi t.d dan t.l relatif tinggi, ciri ikatan kovalen polar. Jika ikatan kovalen non polar, maka t.d dan t.l sangat rendah.

6.
Persamaan reaksi antara logam aluminium dan larutan asam sulfat sebagai berikut:
2Al (s)   +   3H2SO4 (aq)  --->  Al2(SO4)3(aq)  +  3H2(g)
Jika gas hidrogen yang dihasilkan 6,72 liter pada STP, maka massa aluminium sulfat yang dihasilkan adalah ... (Ar O = 16, Al = 27, S = 32,)
A.    34,2 gram
B.    68,4 gram
C.   102,6 gram
D.   136,8 gram
E.    171,0 gram

mol gas H2 
= 6,72/22,4 = 0,3 
mol Al-sulfat 
= (1/3)x0,3                
= 0,1 mol
Massa  Al-sulfat
= 0,1 x 342 g 
= 34,2 g
7.
Kalsium direaksikan dengan oksigen menghasilkan senyawa kalsium oksida. Menurut persamaan reaksi:   2 Ca (s) + O2 (g)                  2 CaO (s)        
Jika direaksikan 4 gram kalsium ( Ar Ca = 40) dan 4,48 liter gas oksigen pada STP, maka kalsium oksida yang terbentuk adalah....
A.     0,56 gram
B.    5,60 gram
C.   11,2 gram
D.   22,4 gram
E.     56,0 gram

mol Ca = 4/40 = 0,1;          mol gas O2 
=  4,48/22,4 = 0,2; pereaksi pembatas  adalah Ca karena mol Ca/2 lebih kecil dari pada mol O2/1   
sehingga mol CaO 
= (2/2) x 0,1 = 0,1 mol
Massa CaO 
= 0,1 x 56 g = 5,60 g
8.
Diketahui persamaan reaksi:   
P2O5 (s)  +  3 H2O (l)     --------->        2 H3PO4 (aq)
Nama senyawa dari salah satu reaktan pada persamaan reaksi tersebut adalah …
A.    Asam fosfat
B.    Fosfor (II) oksida
C.   Fosfor oksida
D.   Fosfor  penta oksida
E.    Difosfor penta oksida

Penamaan  oksida non logam harus disebut unsur yang lebih elektropositif dan diawali dengan awalan di, tri, tetra....
Untuk  oksida logam tidak perlu diawali di,tri,..., untuk logam yang memiliki biloks lebih dari satu macam harus diikuti dengan nomor boloks dalam angka romawi.
9. Dari hasil uji elektrolit diperoleh data berikut:

Larutan-larutan yang bersifat elektrolit adalah…
A.    CH3COOH, NH4OH dan HCl
B.    NH4OH, CH3COOH, dan C12H22O11
C.   C12H22O11,  NH4OH, dan HCl
D.   HCl, CH3COOH dan C12H22O11
E.    CH3COOH, C12H22O11 dan NH4OH
Ciri elektrolit  larutan  kuat = ada gas banyak, nyala  lamputerang;                             
Ciri larutan elektrolit         lemah = nyala lampu redup, ada gas atau lampu mati tapi ada gas. Ciri larutan non elektrolit = lampu mati, tidak ada gas
10
  Suatu asam berbasa satu memiliki tetapan kesetimbangan asam (Ka) = 10-7. Jika larutan asam ini mempunyai  konsentrasi  0,1 M, maka pH larutan adalah ….
A.     1
B.     2
C.     3
D.     4
E.     5

[H+] = √Ka.M 
= √(10-7.(0,1)) 
= 10-4         
 pH = -log 10-4 = 4
11.
      Sebanyak 50 ml larutan HA ( asam lemah ) dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M . Grafik yang menggambarkan titrasi tersebut adalah ….

HA adalah asam lemah, pH awal sebelum titrasi sekitar 3. Opsen D adalah jawaban terbaik.
12.
Diketahui data hasil percobaan titrasi larutan NaOH dengan larutan HCl sebagai berikut :
 
Berdasarkan data tersebut konsentrasi NaOH adalah…
A.    0,098 M
B.    0,100 M
C.   0,101 M
D.   0,102 M
E.    0,104 M
M1 = (V2 x M2)/V1
= (20,2 x 0,1)/20 
= 0,101 M
13.
Larutan penyangga dapat dibuat dengan mencampurkan 100 mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan  larutan....
A.   80 mL natrium hidroksida 0,1 M
B.  100 mL natrium hidroksida 0,1 M
C.  120 mL natrium hidroksida 0,1 M
D.   50 mL asam klorida 0,1 M
E.  100 mL asam klorida 0,1 M

Campuran asam lemah dengan basa kuat atau basa lemah dengan asam kuat akan menghasilkan larutan penyangga jika yang tersisa adalah asam lemah atau basa lemah.
Jawab A : 8 mmol basa kuat + 10 mmol asam lemah -------> tersisa 2 mmol asam lemah dan terbentuk 8 mmol garam shg bersifat sbg larutan penyangga.
14.
Campuran berikut yang mengalami hidrolisis parsial dan bersifat asam adalah ....
A.     50 mL NaOH 0,2 M + 50 mL HCl 0,2 M
B.     100 mL CH3COOH 0,2 M + 50 mL KOH 0,2 M
C.     50 mL NH3 0,2 M + 100 mL HCl 0,1 M
D.     100 mL NH4OH 0,2 M + 100 mL H2SO4 0,2 M
E.     20 mL KOH 0,2 M + 50 mL HCN 0,2 M

Campuran asam lemah dengan basa kuat atau basa lemah dengan asam kuat akan menghasilkan hidrolisis parsial jika semua pereaksi habis bereaksi membentuk garam, maka garam yang terbentuk adalah garam yang mengalami hidrolisis sebagian.
    A.Tidak mengalami hidrolisis karena asam kuat + basa kuat
    B.Terbentuk larutan penyangga karena tersisa asam lemah dan terbentuk garam 
          C. Jawaban terbaik
      D.Tersisa asam kuat, sehingga bersifat asam kuat.
  E.    Tersisa asam lemah (merupakan larutan penyangga).

15.

Kelarutan AgCl (Ksp = 1,8 × 10-10) dalam larutan HCl 0,01 M adalah .…
A.     1,8 × 10–8 M
B.     1,8 × 10–5 M
C.     1,8× 10–4 M
D.     1,6 × 10–3 M
E.     1,6 × 10–3 M

AgCl (s) <===> Ag+  +  Cl-
HCl (aq) --------> H+   +  Cl-
Ksp = [Ag+][Cl-]
(1,8 × 10-10) = [Ag+](0,01)
 [Ag+]=(1,8 × 10-8)

16.

Titik didih larutan yang dibuat dengan cara melarutkan 5,85 gram NaCl dalam 1 kg air    adalah…     (Kb air = 0,52, Ar Na = 23, Cl = 35,5)
          A.  100,101°C
          B.  100,103°C
          C.  100,104°C
          D.  100,105°C
E.  100,106°C

∆Tb = Kb.(1000/p).(g/Mr).i = (0,52)(1000/1000)(5,85/58,5)(2) 
= 0,104ᵒC
Tb larutan 
= 100 + 0,104 
= 100,104ᵒC
17.
 Perhatikan diagram P-T berikut:
 
Berdasarkan diagram diatas, bagian yang menunjukkan kenaikan titik didih (∆Tb) adalah ….
A.     A – H
B.     B – C
C.     D – E
D.     G – H
E.     I   J

HG daerah perubahan titik beku, H titik beku pelarut, G titik beku larutan
IJ daerah perubahan titik didih, I titik didih pelarut, J titik didih larutan
B titik tripel pelarut, E titik tripel larutan
18.
      Berikut ini beberapa contoh penerapan sifat koloid dalam kehidupan sehari-hari:
1.      Pembentukan delta di muara sungai
2.      Penambahan tawas pada pengolahan air minum
3.      Penyaringan debu pabrik
4.      Pemutihan gula tebu
5.      Proses cuci darah
Sifat adsorbsi ditunjukkan oleh nomor ….
A.     1 dan 2
B.     2 dan 4
C.     3 dan 4
D.     1 dan 4
E.     5 dan 4

1.    Pembentukan delta di muara sungai == koagulasi.
2.    Penambahan tawas pada pengolahan air minum === adsorpsi dan koagulasi
3.    Penyaringan debu pabrik === elektroferesis
4.    Pemutihan gula tebu === adsorpsi
5.    Proses cuci darah === dialisis
19.
Diketahui senyawa karbon:
 
Pasangan yang merupakan isomer fungsi adalah ...
A.    1 dan 2
B.    2 dan 4
C.   2 dan 3
D.   1 dan 4
E.    3 dan 4

Isomer fungsi terjadi antara (1) alkohol dengan eter, (2) aldehid dan keton (3) asam alkanoat dan ester.
1. keton    2. Akohol         3. Asam alkanoat        4. Aldehid
Yang berisomer fungsi adalah (1) keton dengan (4) aldehid
20.
                
                    Perhatikan reaksi berikut ini:
                       I. CH3-CH2-CH2-Cl + KOH → CH3-CH=CH2 + KCl +  H2O
           
                                               H2SO4 Pekat                  
II. H3CCH2COOH + CH3OH  ------------->        
                                             CH3CH2COOCH3 + H2O                           
Jenis reaksi dari kedua persamaan reaksi diatas  secara berturut-turut adalah ...
A.     adisi dan substitusi
B.     adisi dan eliminasi
C.     substitusi dan eliminasi
D.     eliminasi  dan adisi
E.     eliminasi dan substitusi

Reaksi adisi ditandai dengan perubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal.
Reaksi eliminasi ditandai dengan perubahan ikatan tunggal menjadi ikatan rangkap.
Reaksi substitusi ditandai dengan pertukaran gugus/atom tanpa ada perubahan jenis ikatan

Suatu senyawa karbon diuji dengan :
1)  Larutan Fehling akan menghasilkan endapan merah bata
2)  Larutan Tollens akan menghasilkan endapan cermin perak
3)  Larutan kalium dikromat akan menghasilkan asam karboksilat
Senyawa karbon tersebut mengandung gugus     
fungsi….
             A.    Keton
             B.    Aldehida
             C.   Alkohol
             D.   Ester
             E.    Eter

Gugus fungsi yang positif terhadap pereaksi Fehling,Tollens dan oksidator adalah aldehid Aldehid + Fehling ----------> endapan merah bata
R-CHO + Cu2+ ----------> R-COOH + Cu2O
·         Aldehid + Tollens ------->endapan perak
R-CHO + Ag+ ----------> R-COOH +  Ag
·         Dioksidasi menjadi asam alkanoat
R-CHO + Cr2O72+----------> R-COOH
22.    Senyawa turunan benzena yang dapat digunakan 
   sebagai anti oksidan pada minyak nabati adalah ...
         A.    Fenol
         B.    Anilin
         C.   Natrium Benzoat
         D.   Trinitro Toluena
         E.    Butil Hidroksi Toluena

Fenol sbg bahan desinfektan,
Anilin sbg bahan pewarna diazo
Na-Benzoat sebagai pengawet makanan dan minuman
TNT sebagai bahan peledak
BHT dan BHA sebagai anti oksidan
23.
 Perhatikan tabel berikut:

Pasangan yang tepat dari ketiga komponen tersebut adalah,,
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E.5

Urutan polimer, monomer, jenis polimerisasi yang benar :
Polietena--------etena-------adisi
Sellulosa------glukosa------kondensasi
PVC--------vinil klorida-----adisi
Karet alam (poliisoprena)----isoprena----adisi
Protein----asam amino-----kondensasi
Tips. : hasil polimerisasi adisi biasanya diawali dengan poli
24.
Data percobaan uji protein beberapa bahan makanan 
sebagai berikut :
Protein yang mengandung inti benzena dan unsur 
belerang adalah …
A.     A dan B
B.     A dan C
C.     B dan D
D.     C dan D
E.     B dan E

Uji biuret untuk menguji adanya ikatan peptida, semua protein POSITIF
Uji xantoproteat untuk menguji adanya cicncin benzen pada asam-asam amino dalam protein. Hanya protein yang mengandung gugus samping fenil alanin, tirosin dan triptopan yang POSITIF terhadap uji ini.
Uji timbal(II)asetat untuk menguji adanya belerang (sulfida) dalam protein. Hanya asam-asam amino yang memiliki unsur S yg positif terhadap uji ini.
25.
 Diketahui beberapa karbohidrat sebagai berikut:
1)  Glukosa
2)  Maltosa
3)  Fruktosa
4)  Sukrosa
5)  Selulosa
Pasangan karbohidrat yang termasuk disakarida 
adalah ….
A.     1 dan 2
B.     1 dan 3
C.     2 dan 4
D.     3 dan 4
E.     4 dan 5

Kelompok monosakarida : glukosa, fruktosa, ribosa, galaktosa,...
Kelompok monosakarida : sukrosa, maltosa, laktosa
Kelompok polisakarida : amilum, sellulosa, glikogen, lignin
26         Diketahui  reaksi penguraian amonia :
 2NH3(g)   -----> N2(g)   +  3H2(g)       H = +92,4 kJ
Diagram tingkat energi dari reaksi di atas adalah ….



Diagram energi digambar dengan meletakan pereaksi sebelum tanda panah dan produk setelah tanda panah. Panah mengarah ke atas untuk reaksi endoterm (∆H=positif), dan mengarah ke bawah untuk reaksi eksoterm (∆H=negatif).
Dalam hal di atas jawaban terbaik adalah (D).
27.
Diketahui energi ikatan rata – rata sebagai berikut :

C = C
614 kJ/mol
C - H
413 kJ/mol
C -
384 kJ/mol
O - H
463 kJ/mol
C - O  
358 kJ/mol


Perubahan entalpi dari persamaan reaksi :
H2 C = CH2   +   H-O-H    ------>     H3C - CH2-O­H  sebesar ….
A.   – 78 kJ/mol
B.   + 87 kJ/mol
C.   + 97 kJ/mol
D.   + 178 kJ/ mol
E.   + 197 kJ/mol

∆H = jumlah energi pemutusan – jumlah energi pembentukan
 = {E C=C   +  E O-H} – {E C-H  + E C-C + E C-O}
 = (614 +  463) – (413 + 384 + 358)
 = 1077- 1155 
 = -78 kJ/mol
28.
Berikut adalah tabel  data laju reaksi :
        2NO (g)  +  Br2 (g)     ------->        2NOBr  (g)

 

       Reaksi antara NO dan Br2 memiliki rumus laju 
       reaksi….
          A.    V = k [NO][Br2]
  1. V = k [NO][Br2]2
  2. V = k [NO]2[Br2]
  3. V = k [NO]2[Br2]2
  4. V = k [NO]2

Orde reaksi terhadap NO lihat konsentrasi  Br2 sama (no 1 dan 3)
Konsentrasi NO naik 2 kali semula, laju reaksi  naik  4 kali, maka m = 2
Orde reaksi terhadap Br2 lihat konsentrasi NO yang sama (no 1 dan 2)
Konsentrasi   Br2 naik 2 kali semula, laju reaksi  naik  2 kali, maka n = 1
Persamaan laju : V = k [NO]2[Br2]
29.
Diketahui data percobaan dari laju reaksi:
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
 
Faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada 
 percobaan nomor 2 dan 3  adalah....
A.     suhu
B.     konsentrasi
C.     luas permukaan
D.     jenis zat
       E.   katalis

pada reaksi nomor 2 dan 3, kondisi suhu dan konsentrasi sama yaitu 25ᵒ dan 2 M. Yang membedakan adalah bentuk padatan CaCO3 yaitu kepingan dan serbuk maka faktor yang terukur adalah luas permukaan.
30.
Diketahui reaksi kesetimbangan :
     N2(g) + 3 H2(g) <===> 2NH3(g)     H = - 92 kJ
 Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan bergeser ke ....
A.     Kekanan, NH3 bertambah
B.     Kekanan, NH3 berkurang
C.     Kekanan, NH3tetap
D.     Kekiri, NH3 bertambah
E.     Kekiri, NH3 berkurang.

Kenaikan suhu menggeser kesetimbangan ke arah reaksi endoterm dan penurunan suhu akan menggeser ke arah reaksi eksoterm. Reaksi tersebut adalah eksoterm maka penurunan suhu akan menggeser ke arah kanan, jumlah N2 dan H2 berkurang dan NH3 bertambah.
31.
    Pada reaksi kesetimbangan :
            2 SO3(g)  <======>  2 SO2 (g) +O2(g)
       Dalam volume 5 liter terdapat  gas SO3 , SO2 dan O2 berturut-turut 0,4 mol; 0,4 mol dan 0,2 mol . Harga Kc pada kesetimbangan tersebut adalah ….
A.     0,02  
B.     0,04
C.     0,08
D.     0,20
E.     0,50

Mol total = (0,4+0,4+0,2) = 1,0 mol
[SO3]= [SO2]=(0,4/5) = 0,8 M
[O2]=(0,2/5) = 0,04 M
Kc = [SO2]2 [O2]/ [SO3]2 
     = (0,8)2(0,04)/ (0,8)2 
     = 0,04

32. Diketahui  persamaan reaksi redoks
MnO4- (aq) + Fe2+(aq)  + H2O(l) --->  MnO2(s)  +   Fe3+(aq)  +  OH-(aq) 
Setelah disetarakan maka perbandingan koefisien 
reaksi  MnO4-  : Fe 2+  adalah….
A.     1 :  3
B.     2 : 3
C.     1 : 5
D.     2 : 5
E.     5 : 2

Biloks Mn berubah dari +7 menjadi +4, menangkap 3e
Biloks Fe berubah dari +2 menjadi +3, melepas 1e
Agar jumlah elektron ditangkap = dilepas, maka ½ reaksi  
MnO4-----> MnO2 dikalikan 1
d Fe2+ -----> Fe3+ dikalikan 3, 
shg  MnO4-  : Fe 2+ = 1 : 3
33.
Perhatikan diagram sel berikut :  
Diketahui    Cu2+ | Cu          Eo = +  0,34 V
                           Ni2+ | Ni             Eo =  0,25 V

Notasi sel tersebut adalah ... .
A.  Cu | Cu2+ || Ni2+ | Ni
B.  Ni | Ni2+ || Cu2+ | Cu
C.  Cu | Ni2+ || Cu2+ | Ni
D.  Ni | Cu2+ || Ni2+ | Cu
E.  Ni2+ | Cu2+ || Ni | Cu

Yang memiliki Eᵒ lebih kecil harus teroksidasi, dan yang memiliki Eᵒ lebih besar harus tereduksi, maka dalam hal ini Ni teroksidasi dan Cu2+ tereduksi.
34.
Diketahui :
Zn2+  +  2e    →         Zn          Eo = –  0,76 Volt
Ag+   +  e      →          Ag         Eo = +  0,80 V0lt
Potensial sel standar (Eo sel) yang dihasilkan dari reaksi :
2Ag+(aq)   +   Zn(s)      2 Ag(s)   +   Zn2+(aq)
adalah….
A.      1,56 volt
B.      0,04 volt
C.     +  0,04 volt
D.     +  1,56 volt
E.     +  2,36 volt

E sel = E reduksi – E oksidasi
         = 0,80 V – (-0,76 V) 
         = 1,56 V
35. Perhatikan rangkaian elektrolisis berikut 

Reaksi yang terjadi di anoda adalah ....
         A.    Cu 2+(aq)  + 2e  " Cu(s)
  1. Cu(s)   "  Cu2+(aq)  +  2e
  2. H2O(l)  + 2e  "  2OH-(aq)  +  H2(g)
  3. H2O(l)   "  2H+(aq)   +  O2(g)  +  2e
E.    2H+(aq)   +  2e   "  H2(g)

Pada sel tersebut, di katoda terjadi reaksi reduksi :  
Cu 2+(aq)  + 2e ----> Cu(s)
Sedangkan di anoda yang dioksidasi adalah air : 
 H2O(l)   ----> 2H+(aq)   +  O2(g)  +  2e
karena anion yang mengandung unsur O spt sulfat, nitrat, fosfat dll kalah bersaing dengan air di anoda.
36.
Diketahui potensial elektroda standar :
Fe2+ l Fe    Eo = - 0,44 V
Ni2+ l Ni     Eo = - 0,25 V
Pb2+ l Pb   Eo = - 0,13 V
Mg2+ l Mg  Eo = - 2,37 V
Zn2+ l Zn   Eo = - 0,76 V
Logam yang bisa digunakan untuk melindungi besi agar tidak mengalami korosi dengan sistem perlindungan katodik adalah ....
A.     Ni dan Pb
B.     Ni dan Mg
C.     Pb dan Mg
D.     Ni dan Zn
E.     Mg dan Zn

Unsur yang dapat digunakan untuk perlindungan katodik adalah unsur yang memiliki potensial reduksi lebih kecil dibanding logam yang akan dilindungi  agar logam yang dilindungi tidak teroksidasi. Dalam hal ini Eᵒ Fe adalah -0,44 V, maka yang dapat digunakan adalah Mg (-3,37 V) dan Zn (-0,76 V).
37.
      Pada elektrolisis larutan AgNO3 dihasilkan 5,4 gram logam Ag. Jika arus listrik yang sama dialirkan pada larutan CrCl3 , maka masa logam krom yang mengendap adalah .... (Ar Cr = 52; Ag = 108)
A.     0,87 g
B.     1,73 g
C.     2,56 g
D.     2,91 g
E.     3,60 g

Massa Cr       (Ar Cr/PBO Cr)           
------------- =  -----------------------
Massa Ag       (Ar Ag/PBO Ag)
 
Massa Cr           (52/3
-------------    =   ------------
 5,4                    (108/1)

Massa Cr 
 = (5,4 x 52)/(3 x 108)  
 = 0,9 gram
38.
      Unsur X , Y dan Z terletak dalam satu perioda.
 Unsur X berupa molekul sederhana
 Unsur Y kristal logam
 Unsur Z berupa molekul kovalen raksasa
 Urutan ketiga unsur tersebut dari nomor atom terkecil adalah .....
A.     X – Z - Y
B.     X – Y - Z
C.     Y – X - Z
D.     Y – Z - X
E.     Z – X - Y

1. unsur X, unsur sederhana harus berada di paling kanan, misal gol VIIA dan VIIIA
2. unsur Y, kristal logam harus berada di sebelah kiri, misal gol IA, IIA dan gol transisi.
3. unsur Z, molekul kovalen raksasa harus berada di antara X dan Y, yaitu unsur yang tidak
mudah terion, misal C dan Si.
39. Berikut adalah beberapa contoh mineral :
1.   Kalkopirit
2.   Karnalit
3.   Bauksit
4.   Pirit
5.   Pirolusit
  Pasangan mineral yang keduanya mengandung unsur besi adalah….
A.     1 dan 2
B.     1 dan 4
C.     2 dan 3
D.     2 dan 5
E.     4 dan 5

1. kalkopirit, CuFeS2  sumber besi dan tembaga
       2. karnalit, KCl.MgCl2.6H2O sumber magnesium dan kalium
       3. bauksit, Al2O3.nH2O   sumber alumunium.
       4. pirit, FeS2 sumber besi
       5. pirolusit, MnO2 sumber mangaan
40.
Berikut adalah beberapa sifat unsur :
1.  terdapat di alam sebagai molekul diatomik
2.  sangat reaktif dan reduktor kuat
3.  mempunyai keelektronigatifan besar
4.  dapat membentuk basa kuat
5.  mempunyai bilangan oksidasi positif
yang merupakan sifat unsur halogen adalah….
           A.    1, 2, 3
B.    1, 3, 4
C.   2, 3, 4
D.   1, 3, 5
E.    3, 4, 5

1,3,5  adalah sifat-sifat unsur halogen.
2,4  adalah sifat-sifat unsur alkali